Dukung Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara

Menparekraf RI, Sandiaga Salahuddin Uno saat menerima audiensi jajaran Forkopimda Pemprov Sulawesi Tenggara, di Jakarta Pusat

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif siap memberikan dukungan terhadap pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Sulawesi Tenggara dalam kerangka penciptaan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Khususnya dalam mendukung kebangkitan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja melalui sektor parekraf. Sulawesi Tenggara dikenal dengan ragam daya tarik wisata alam. Salah satunya yang paling dikenal adalah wisata bahari di Wakatobi.

“Tapi tentunya Sulawesi Tenggara juga kaya akan wisata sejarah dan juga ekonomi kreatif. Kita tentu akan support,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat menerima audiensi jajaran Forkopimda Pemprov Sulawesi Tenggara, di Jakarta Pusat, Jumat (13/5/2022).

Beberapa dukungan yang telah disiapkan Kemenparekraf adalah dukungan penyelenggaraan event di Sulawesi Tenggara yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022. Yakni Festival Tangkeno Kabupaten Bombana, Festival Kaghati Kabupaten Muna, serta Wakatobi Wonderful Festival dan Expo (WAFE) di Kabupaten Wakatobi.

“Di Sulawesi Tenggara juga ada dua desa wisata yang masuk dalam 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2022, yakni Desa Wisata Limbo Wolio (Kota Baubau) dan Desa Wisata Air Terjun Moramo Sumbersari (Kabupaten Konawe Selatan),” kata Sandiaga.

Kemenparekraf rencananya juga akan memberikan dukungan pada penyelenggaraan Festival Labengki di Konawe Utara.

Menparekraf Sandiaga mendorong agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dapat memaksimalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang disiapkan pemerintah dalam pengembangan pariwisata.

Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi yang hadir secara daring, mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan berbagai event dalam rangkaian peringatan HUT Sultra ke-58. Salah satunya adalah Tapak Tilas pahlawan nasional asal Sultra yaitu Oputa Yi Koo atau Sultan Himayatuddin Muhammad Saydi.

“Kita harapkan sekali akan kedatangan Pak Menteri di acara nanti,” kata Ali Mazi.

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara Belli Hari Tombili menjelaskan, Oputa Yi Koo merupakan pahlawan asal Sulawesi Tenggara yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2019. Penyelenggaraan event ini salah satu tujuannya adalah untuk memperkenalkan lebih jauh perjuangan Oputa Yi Koo kepada generasi muda.

Oputa Yi Koo adalah Sultan Buton yang ke-20 (1752-1755) dan ke-23 (1760-1763) dengan gelar Kesultanan Himayatuddin Muhammad Saydi

“Di acara tapak tilas nanti akan disusuri jejak perjuangan Oputa Yi Koo yang bergerilya kurang lebih 56 kilometer mulai dari Kabupaten Buton sampai ke Puncak Gunung Siopantina. Nantinya tapak tilas akan berlangsung selama dua hari,” kata Belli Hari.

Selain Tapak Tilas, dalam rangkaian HUT Sultra ke-58 yang akan berlangsung pada 22 hingga 28 Mei 2022 juga akan diisi berbagai event lain. Seperti cerdas cermat perjuangan, lomba story telling, pameran UMKM, lomba video kontes, vlog, foto, dan lomba hias perahu.

“Juga akan ada lari 5 kilometer di desa wisata Limbo Wolio,” kata Belli.

Acara lari tersebut akan memberikan pengalaman yang menarik karena para peserta akan berlari menyusuri desa wisata yang berada di dalam Kawasan Benteng Keraton Buton (Benteng Wolio) Kota Baubau.

Terkait pengembangan desa wisata, Belli menjelaskan pihaknya di tahun ini akan mengembangkan 18 desa wisata di Sulawesi Utara. Sebelumnya ke-18 desa wisata itu masuk ke dalam 500 besar ADWI 2022.

“Kami juga mengambil kebijakan untuk penyelenggaraan kegiatan seperti pelatihan untuk diadakan di desa wisata. Seperti rakor pengembangan desa wisata Sultra beberapa waktu lalu yang kami adakan di salah satu desa wisata di Kabupaten Buton,” kata Belli.

“Hasilnya, perputaran uang untuk skala Kabupaten sudah cukup besar. Bayangkan orang datang di sana menginap di homestay, makan di sana, pelajari kultur, kemudian industri kreatif, oleh-oleh, semuanya hidup. Makanya ke depan kita ambil kebijakan kegiatan seperti pelatihan, workshop, seminar, kita arahkan digelar di desa wisata. Masyarakat di Sulawesi Tenggara sekarang demam desa wisata,” kata Belli.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten II Setda Provinsi Sulawesi Tenggara, Suharno serta Sekda Kota Baubau, Roni Muchtar.

Sementara mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno, Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf, Reza Fahlevi; serta Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setya Harini. *

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

"Merdeka Belajar" Terus Bergerak Ciptakan Terobosan Pendidikan Indonesia

Next Article

Presidensi G20 Momentum Indonesia Raih Kepercayaan Investor Global

Related Posts