Hadapi Risiko Global, Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 Perkuat Kerjasama Regional

Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 (ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM+3) ke-25, bertemu secara virtual kemarin, Kamis (12-05-2022). Pertemuan di bawah kepemimpinan Kamboja dan Tiongkok kali ini, khusus membahas strategi dan respons kebijakan regional dalam menghadapi risiko dan tantangan global terkini.

Demikian keterangan pers Kementerian Keuangan RI, Jumat (13-05-2022). Dalam Pernyataan Bersama (Joint Ministerial Statement/JMS), AFMGM+3 sadar bahwa kerja sama keuangan ASEAN+3 sangat penting dalam mendukung ekonomi Kawasan. Mereka juga sepakat untuk lebih memperdalam kolaborasi melalui Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Bond Markets Initiative (ABMI), dan ASEAN+3 Future Initiatives.

Perekonomian ASEAN+3 dianggap tetap tangguh dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Sejak tahun 2021, ASEAN+3 telah berfokus pada peningkatan vaksinasi untuk melindungi masyarakat serta telah mengadopsi langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak terhadap perekonomian dan mendukung pemulihan. Hasilnya, kawasan ini mengalami pertumbuhan yang kuat sekitar 6% pada tahun 2021. Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi di Kawasan, diperkirakan pemulihan ekonomi ASEAN+3 ke depan akan lebih kuat.

Namun, normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju yang lebih tajam dari perkiraan, gangguan rantai pasok yang berkelanjutan, dan kenaikan harga pangan serta energi yang diperparah oleh konflik Rusia dan Ukraina saat ini, dapat menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek perdagangan, investasi, pertumbuhan, dan inflasi di Kawasan.

AMRO memperkirakan pada tahun 2022, ekonomi ASEAN+3 akan tumbuh 4,7% dan diproyeksikan mencapai pertumbuhan 4,6% pada tahun 2023. Inflasi inti (core inflation) untuk kawasan ASEAN+3 diperkirakan meningkat menjadi 3,5% pada tahun 2022 dan moderat menjadi 2,3% pada tahun 2023.

Peningkatan inflasi tahun ini mencerminkan efek skenario low-base, penghapusan subsidi energi dan beberapa produk penting, serta kendala dari sisi pasokan yang mendorong naiknya harga bahan baku, energi, transportasi, dan makanan. Prospek inflasi bergantung pada perkembangan harga komoditas global dan kekuatan pemulihan ekonomi.

Dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan tersebut menyampaikan tiga hal yang perlu diperhatikan oleh setiap negara dalam menyusun kebijakan untuk mengatasi tantangan saat ini, yaitu: Pertama, kebijakan untuk melindungi kelompok vulnerable. Kedua, melindungi dan menjaga momentum ekonomi. Dan ketiga, mengembalikan kekuatan instrumen fiskal.

“Sementara untuk memperkuat kerjasama keuangan regional, Menkeu mendorong penguatan AMRO sebagai lembaga yang berperan dalam memantau dan mengevaluasi stabilitas ekonomi makro di Kawasan,” beber Menkeu.

AMRO juga berperan penting untuk memberikan rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan terkait Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang merupakan fasilitas jaring pengaman stabilitas keuangan di kawasan. Oleh karena itu, peningkatan dari sisi sumber daya manusia yang inklusif dengan dukungan dari seluruh negara anggota menjadi penting untuk dilakukan. Harapannya, AMRO dapat memberikan masukan dan rekomendasi kebijakan yang lebih kredibel kepada negara di Kawasan.

Pada kesempatan tersebut, Menkeu juga mengapresiasi upaya ASEAN+3 dalam mengembangkan Future Initiatives untuk menangani isu terkait pembiayaan infrastruktur, instrumen makro, asuransi bencana, fintech, keuangan digital, dan perubahan iklim. Terkait dengan isu iklim, Menkeu menyambut baik inisiatif keuangan transisi.

“Upaya ini tidak akan mudah dan murah. Oleh karena itu, kerjasama dalam mendesain mekanisme yang efektif dan kredibel, terutama untuk keuangan transisi, menjadi kritikal. Kami menyambut baik inisiatif dari ASEAN+3 ini, dan kami juga akan berpartisipasi bersama organisasi internasional lainnya, seperti ADB, dan melalui kerjasama bilateral”, tutur Menkeu.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB), Direktur Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO), Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, dan Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF). *

 

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Article

Selebrasi HUT bank bjb ke-61 Tahun, Gelar Rangkaian Kegiatan Kola6orAks1

Next Article

Membangun Nation Branding Lewat Kekayaan Intelektual

Related Posts