Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Kazakhstan mengapresiasi hubungan ekonomi dan politik kedua negara yang telah terjalin erat selama 29 tahun. Namun, kerja sama yang baik antara Kazakhstan dan Indonesia ini dinilai belum tereksplorasi sepenuhnya.
Hal ini diungkapkan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI-Kazakhstan I Wayan Sudirta usai melakukan Courtesy Call dengan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022). Turut Hadir Pimpinan BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana dan Anggota BKSAP DPR RI Hidayat Nur Wahid.
“Kerja sama yang terjalin saat ini sudah bagus namun belum memuaskan. Karena itu, kita ingin menjalin serta mempererat komunikasi yang baik. Komunikasi ini praktis menjadi semen perekat untuk ke depannya,” ujarnya.
Menurut Wayan Sudirta, Indonesia dan Kazakhstan memiliki beberapa kemiripan, diantaranya kedua negara memiliki sumber daya alam yang melimpah, penduduk mayoritas Muslim serta komitmen terhadap hak asasi manusia dan demokrasi.
Lebih lanjut, ia menambahkan, Kazakhstan dan Indonesia memiliki potensi besar yang dapat disinergikan satu sama lain. Ada beberapa sektor potensial yaitu investasi, perdagangan, pertukaran budaya, pendidikan serta pariwisata. Sehingga nantinya diharapkan kerja sama tersebut dapat berkontribusi meningkatkan people to people contact hingga jaringan business to business.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Putu Supadma menyampaikan tahun depan Indonesia-Kazakhstan akan menyambut 30 tahun terjalinnya hubungan diplomatik. Perayaan ke – 30 tahun hubungan bilateral ini diyakini Putu akan menjadi momentum yang baik untuk memperluas hubungan bilateral di banyak bidang.
“Ini menjadi kesempatan yang baik untuk peningkatan hubungan investasi, hubungan perdagangan serta pariwisata. Namun, kami melihat quick win yang bisa yang kita lakukan adalah pariwisata,” ungkap Putu Supadma.
Ia menyampaikan tingginya minat masyarakat Kazakhstan untuk berkunjung ke Indonesia, ditunjukkan dengan terus terjadinya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Kazakhstan ke Indonesia, menunjukkan potensi Kazakhstan untuk menjadi salah satu negara target untuk pengembangan perdagangan, pariwisata dan investasi Indonesia di masa mendatang.
“Dalam kaitan ini, kami menanyakan tentang Air Astana yang merupakan airlines Kazakhstan agar bisa melakukan penerbangan langsung ke Indonesia, dan mereka melihat salah satu kota Almaty dan Bali menjadi potensi pariwisata yang besar. Mereka mengatakan Bali sangat populer bagi masyarakat Kazakhstan dan kita ingin mendorong hal ini,” terang Putu Supadma.
Selain sektor pariwisata, Putu juga mendukung pembahasan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Komisi Eurasia dengan Indonesia sudah dimulai pada beberapa pekan lalu. Sebagai negara dengan ekonomi terdepan di Asia Tengah, Kazakhstan bisa menjadi jantung ekonomi bagi Indonesia. Kazakhstan juga dapat berperan menghubungkan lebih dekat antara kawasan Asean dan Asia Tengah.
“Ke depan kita akan membangun kerja sama ekonomi Indonesia-Eurasia dan secara bilateral Indonesia – Kazakhstan juga akan dibahas. Potensinya besar, momentumnya ada, tinggal bagaimana kita mendorong peningkatan kerja sama sehingga kedua bangsa dan masyarakat bisa mendapatkan benefit dari peningkatan ekonomi ini,” tandas Politisi dari F-Demokrat ini.*